Wednesday, June 13, 2018

Butuh Waktu Berapa Lama Sampai Kamu Menyadarinya?

Apa itu kebenaran? Apakah itu hanya hasil kesepakatan bersama? Kalau begitu bumi ini bisa datar atau bulat, tergantung kita bersepakat dengan pendapat yang mana.

Disebut benar, apakah itu pendapat seorang tokoh? Karena dia berkata demikian, maka pasti benar. Kalau begitu caranya, kebenaran itu ada banyak, tergantung sudut pandang kita.

Apakah disebut benar kalau itu dapat dirasakan oleh panca indra kita? Tapi setiap orang boleh jadi merasakan hal yang berbeda.

Jadi bagaimana kita tahu kebenaran?

Kebenaran itu hanya ada satu. Kebenaran tidak tergantung panca indra atau pendapat kita. Ia memang begitu adanya. Berlaku seperti hukum alam. Berupa suatu fenomena yang terus berulang. Pasti terjadi seperti datangnya siang dan malam.

Sayangnya saya kerap mengabaikan kebenaran.

"Waktu terus berlalu, takkan pernah kembali", adalah salah satu kebenaran yang selalu saya lupakan.

Masih ada nanti, masih ada besok, itu bukanlah kebenaran, melainkan pembenaran.

Saat mencari kebenaran, panca indra dan pikiran saya seringkali menipu. Saya lebih sering mencari 'kebenaran' yang saya sukai saja. Saya takut menghadapi kebenaran.

Seperti saat masuk pertengahan bulan, dan melihat rekening kosong, kebenaran itu selalu sulit diterima. Terutama saat ada keluarga yang sedang membutuhkan.

Seperti saat pagi tiba, bagaimana tubuh ini memaksa untuk tetap tidur, padahal tidak ada apapun yang mengikat saya di tempat tidur.

Seperti saat melihat diri saya sendiri, mengapa takut menghadapi perubahan? Sementara perubahan itu senantiasa pasti terjadi.

Di nurani terdalam, kebenaran itu satu. Ia tidak disusupi nafsu, maupun pendapat kita. Lewat kebenaran itu kita dapat memimpin dan mengambil keputusan setiap harinya.

Cara yang paling mudah menemukan kebenaran adalah dengan melakukan kesalahan. 

Hari ini benar adalah hari-hari terakhir bulan Ramadhan. Benar banyak hari sudah saya sia-siakan. Benar bahwa saya sering lupa bersyukur dengan semua yang saya miliki. Mestinya kan, setelah melakukan kesalahan ya sudah tidak mengulanginya lagi. 

Tapi memang begitulah adanya, berjalan di atas kebenaran selalu penuh tantangan. Semoga jalan ini pun benar jalannya. Itulah sebabnya kita selalu berdoa, Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. 

Selamat jalan bulan Ramadhan, semoga dapat berjumpa lagi tahun depan.

No comments:

Post a Comment