Friday, May 15, 2015

Sedikit Mengenai Pemikiran Ki Hajar Dewantara (KHD)

Sistem Among
Mengenai pendidikan, fokus utama KHD bukan pada murid-murid, tetapi pada sosok guru. Guru jadi sentral, karena guru itu digugu dan ditiru. Sementara murid itu ibarat tanaman Jati. Ditanam sekarang, hasilnya baru bisa dilihat 20-30 tahun lagi.
Bangsa kita sekarang kena penyakit tidak paham proses. Penyakit berbahaya yang menyebabkan orang-orang berorientasi pada hasil akhir saja. Tidak memahami/menghargai proses menuju hasil akhir.
Pemikiran KHD sangat berorientasi proses. Saat prosesnya bagus insya Allah hasilnya bagus. Untuk itu diperlukan sosok guru yang baik, yang mengayomi.
Dirangkum dengan sangat baik oleh KHD dalam 3 poin:
1. Ing ngarso sung tulodo. Di depan memberi teladan.
2. Ing madyo mangun karso. Di tengah membangun kemauan/karsa.
3. Tut wuri handayani. Di belakang mendorong untuk maju.
Ada berapa banyak guru-gurumu yang menerapkan 3 poin KHD tersebut?
Seorang guru haruslah bisa melihat kebaikan dari setiap muridnya. Tidak bisa ia membuang sebagian muridnya dikarenakan nakal/bodoh.
Tugas guru lah saat melihat kebobrokan seorang anak, ia mencari kebaikan anak itu dan memanfaatkannya untuk memperbaiki keburukan2nya.
Seorang guru pun tidak bisa melepaskan titel gurunya selepas pulang sekolah. Sama seperti halnya pembina pramuka atau pemuka agama. Di mana pun berada, tingkah laku dan ucapannya akan selalu diperhatikan.
Karenanya berbahaya sekali apabila guru itu dianggap sebagai profesi. Karena guru itu haruslah sebuah pengabdian.
Jadi, tugas berat pendidikan Indonesia saat ini bukan infrastruktur, bukan kurikulum. Tetapi membenahi guru-guru di seluruh nusantara.